KERJASAMA DENGAN SATMAKURA,”BHUMI SATMAKURA-SRIWIJAYA MATARAM” LOKUS PROGRAM DERADIKALISASI BINAAN DENSUS 88 AT POLRI DI LAMPUNG


Penulis : Elia Sunarto (Sekretaris Jenderal Gerakan Satmakura)

Sabtu, 25 November 2023

(MEDIA CENTER SATMAKURA) – Teroris itu fakta atau propaganda? Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih, internet bisa dimanfaatkan sebagai sarana propaganda dan penyebaran ideologi terorisme.

Kelompok garis keras ini menggunakan media massa untuk mempengaruhi masyarakat, perekrutan dan pengukuhan ideologi yang mereka anut.

Detasemen Khusus 88 Anti Teror Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Densus 88 AT Polri adalah satuan khusus kontraterorisme yang ditugaskan untuk menghancurkan setiap tindak pidana terorisme di Indonesia.

Selain penindakan hukum, Densus 88 AT Polri juga melakukan pembinaan terhadap para mantan narapidana teroris (napiter). Program pembinaan ini dilaksanakan dalam rangka deradikalisasi dan reintegrasi dengan pendekatan humanis.

Apa yang dilakukan di “Bhumi Satmakura – Sriwijaya Mataram”, Lampung Tengah saat ini adalah contoh di mana Densus 88 AT Polri bersama Satmakura menggandeng elemen lain untuk bersama melakukan pendampingan kepada warga binaan tersebut.

Di lahan milik H. Mochtar Sany tersebut, kini sedang dilakukan renovasi Posko Satmakura, pemasangan jaringan listrik PLN, pemasangan sumur bor untuk memanfaatkan sumber air tanah dan pembangunan gudang saprotan.

Dilaporkan pula warga binaan sudah mulai mengolah lahan untuk persiapan tanam jagung dan beberapa komoditas pertanian lainnya.

“Tak hanya pertanian tanaman pangan, kita akan kembangkan juga peternakan dan budidaya perikanan air tawar di sana,” ungkap Ketua Umum Gerakan Satmakura, H. Mochtar Sany.

Pengusaha yang dikenal peduli dengan masyarakat bawah itu juga menjelaskan, ke depan program kolaborasi ini akan mengarah pada pengembangan konsep mix corporate farming.

“Mix Corporate Farming – Satmakura adalah pola pertanian terpadu modern kombinasi budidaya tanaman pangan, hortikultura, perikanan dan peternakan dalam satu hamparan pertanian dengan penerapan teknologi dan mekanisasi,” tutur H. Mochtar Sany.

Terpisah, Kombes Pol. Rommy Zakarias, S.I.K melalui Kanit Idensos Satgaswil Lampung, Kompol Sumarna, SE menjelaskan, bahwa Program Deradikalisasi warga binaan Densus 88 AT Polri di Lampung adalah kerjasama Densus 88 AT Polri dengan Gerakan Satmakura.

“Program ini melibatkan Direktorat Idensos Densus 88 AT Polri, Satgaswil Lampung Densus 88 AT Polri, Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Lampung Kementerian Pertanian RI, Penyuluh Pertanian Kec. Bandar Mataram, Polsek Seputih Mataram, dan Babinsa dari Koramil 411-10/Seputih Mataram serta aparatur desa setempat,” lanjut Kompol Sumarna.

Masih menurut Kompol Sumarna, pemberdayaan mantan napiter ini dilakukan dengan memberi mereka pelatihan dan pendampingan usaha.

“Sehingga mereka memiliki bekal kemampuan untuk kembali ke masyarakat dan untuk menata kembali perekonomian keluarga mereka,” tegas Kompol Sumarna.

“Mengubah cara berpikir napiter memerlukan serangkaian pekerjaan yang relatif tidak instan, selain menggerus paham radikalisme yang menguasai akal pikiran mereka, kita juga harus memberi solusi pada persoalan ekonomi yang menjerat mereka,” kata H. Mochtar Sany di Jakarta, pada Selasa (02/10/2023).

Hal tersebut ia sampaikan saat bertemu dengan Direktur Idensos Densus 88 AT Polri, Brigjen Pol Arif Makhfudiharto, S.I.K.,M.H. keduanya bertemu untuk membahas program penanganan mantan napiter khususnya yang ada di Provinsi Lampung.

Untuk diketahui, sebelumnya program ini telah digodok dalam beberapa kali pertemuan antara H. Mochtar Sany, Sekjen Gerakan Satmakura, Elia Sunarto dengan Kasatgaswil Densus 88 AT Polri Kombes Pol Rommy Zakarias, S.I.K dan Kompol Sumarna, SE.


Untuk penanganan mantan narapidana teroris (napiter) terutama untuk deradikalisasi dan reintegrasi ke keluarga dan masyarakat diperlukan keterlibatan banyak pihak.

“Untuk penanganan mantan napiter kami perlu keterlibatan banyak pihak, salah satunya untuk di Lampung kami menggandeng H. Mochtar Sany,” ungkap Brigjen Pol Arif Makhfudiharto.

Menurut Mochtar Sany, bicara terorisme, deradikalisasi dan pencegahan kekerasan ekstrem serta menekan spektrum ancaman terorisme, kita harus bicara akar permasalahan mereka, yaitu ekonomi.

“Pendekatan lunak deradikalisasi sangat diperlukan, yaitu pencegahan lewat pendekatan kekeluargaan, lalu sentuh akar masalah ekonomi mereka. Untuk tindakan kontra radikalisasi polisi bisa ajak semua stakeholder guna memerangi radikalisme,” kata H. Mochtar Sany.

Dijelaskan oleh Sekjen Gerakan Satmakura, keterlibatan Satmakura dan beberapa elemen lainnya adalah untuk membantu dan melatih keterampilan, berwirausaha, membuka lapangan kerja.

Meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan keluarga eks- napiter dan eks-masyarakat yang terpapar paham radikalisme”, kata Elia Sunarto.  ***

foto-foto : dok Satgaswil Lampung Densus 88 AT Polri

SMKN 1 TERUSAN NUNYAI PESERTA ASESMEN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER TAHUN 2023 KABUPATEN LAMPUNG TENGAH


Kontributor : Dedik L      Penulis : Elia Sunarto Juru Foto : Syaiful Anam

Crew Nol 8 SMKN 1 Teruna | Senin,  28 Agustus 2023 pukul 15.54 WIB

TERUSAN NUNYAI (SMKN1TERUNA) — Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) tahun 2023 jenjang SMA sederajat berlangsung mulai hari ini, Senin, 28 Agustus 2023. SMK Negeri 1 Terusan Nunyai yang berada di Desa Gunung Batin Udik, Kecamatan Terusan Nunyai tercatat menjadi salah satu peserta ANBK SMK di Kabupaten Lampung Tengah.

Data dari MKKS SMK Lampung Tengah yang diperoleh Crew Nol 8 SMKN 1 Teruna menyebut, ANBK jenjang SMK di Kabupaten Lampung Tengah diikuti oleh 72 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), baik negeri maupun swasta. Penyelenggaraan ANBK tahun ini akan berlangsung dalam 2 gelombang; yaitu, gelombang pertama pada 28-29 Agustus 2023, sedang gelombang kedua dilaksanakan pada 30 dan 31 Agustus 2023.

Kepala SMKN 1 Terusan Nunyai, Jaman Mulyadi, S.Pd melalui Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Dedik Liprianto, S.T.,M.M., kepada Crew Nol 8 SMKN 1 Teruna menjelaskan, ANBK tahun 2023 diikuti 50 siswa-siswi SMK Negeri 1 Terusan Nunyai yang terdiri dari 45 peserta utama dan 5 cadangan.

“ANBK kita laksanakan di ruang Laboratorium komputer Multimedia (Desain Komputer Visual). Pengawas kita hari ini Ibu Hafsah, S. Ag dari SMK Daya Bhina Terusan Nunyai” kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMKN 1 Terusan Nunyai, Dedik Liprianto.

Dedik Liprianto menerangkan, bahwa Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) merupakan penilaian mutu sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan.


Lebih jauh Dedik Liprianto menjelaskan, Asesmen Nasional atau yang biasa disingkat sebagai AN terdiri atas Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur kemampuan literasi dan numerasi, survei karakter, dan survei lingkungan belajar.

Pelaksanaan AN dilakukan berbasis komputer, daring, atau semidaring. Bentuk soal dalam AN terdiri atas pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat, serta uraian.

“Namun demikian, Asesmen Nasional tidak menggantikan peran UN untuk mengevaluasi hasil belajar individual. AN digunakan untuk menggantikan peran UN sebagai sumber informasi dalam memetakan dan mengevaluasi mutu sistem pendidikan,” terang Dedik Liprianto.

Asesmen Nasional merupakan alat untuk mengevaluasi sistem yang hasilnya akan digunakan sebagai umpan balik untuk sekolah dan dinas pendidikan dalam evaluasi diri atau perencanaan program.

Dedik Liprianto menegaskan, bahwa Asesmen Nasional tidak menentukan kelulusan siswa yang berada di akhir jenjang pendidikan. Penilaian kelulusan siswa berada di kewenangan guru dan sekolah.   ***   

TEMBUS NOMOR 2 DI LAMPUNG,JAMAAH MASJID DARUL AMANAH GUNUNG BATIN UDIK KUMPULKAN 901 AL-QUR-AN WAKAF


Liputan:

Surya Pratama, Cindy Rara Puspita, Indah Maharani Putri, Desta Natalia & Iftita Nivi Ananda, S.Pd

Penulis: Elia Sunarto

Crew Nol 8 SMKN 1 Teruna | Rabu, 23 Agustus 2023 pukul 21.45 WIB

TERUSAN NUNYAI (SMKN1TERUNA) — Kitab suci Al-Qur’an yang diperoleh dari “Gerakan Wakaf Sejuta Al-Qur’an” jamaah Masjid Darul Amanah-Gunung Batin Udik terus meroket jumlahnya. Hal tersebut disampaikan salah seorang panitia setempat yang juga adalah pengurus DKM Masjid Darul Amanah-GBU, Panji Rahmana Aniswara, SE.,MM kepada crew Nol 8 SMKN 1 Teruna, di Gunung Batin pada Rabu 23 Agustus 2023 pukul 17.54 WIB.

“Sampai dengan petang ini, panitia atau pihak DKM Masjid Darul Amanah-GBU telah menerima 901 Al-Qur’an dari jamaah,” kata Panji Rahmana Aniswara.

Keterangan tersebut dibenarkan oleh Ketua DKM Masjid Darul Amanah-GBU, Ust. Dody Riyadi Vember, S.Pd.I.,MM.

Ust Dody Riyadi mengatakan, jumlahnya masih mungkin bertambah kalau melihat antusias warga yang ingin menyumbang. Apalagi panitia juga belum menutup Gerakan Wakaf Sejuta Al-Qur’an di Masjid Darul Amanah-GBU, dimana salah satu tokoh penggeraknya adalah Habib Ahmad Al-Habsyi.

“Jamaah yang masih ingin ikut wakaf Al-Qur’an dapat segera menghubungi pengurus DKM atau datang langsung ke sekretariat kami,” terang Ust. Dody Riyadi Vember.

Wakaf Al-Qur’an yang digaungkan Habib Ahmad Al-Habsyi melalui Gerakan Wakaf Sejuta Al-Qur’an bersama Komunitas Riau-Indonesia Mengaji bekerjasama dengan DKM Masjid Darul Amanah-GBU telah berlangsung pada Senin malam, 21/08/2023.

Data yang berhasil crew Nol 8 SMKN 1 Teruna himpun dari panitia, DKM Masjid Darul Amanah yang beralamat di Jl. Way Abung Desa Gunung Batin Udik, Kecamatan Terusan Nunyai Kabupaten Lampung Tengah ini adalah telah terkumpul 901 kitab suci Al-Qur’an, dengan total pewakaf (bhs Arab; wakif) lebih dari seratusan orang.  

“Jamaah kita, berdasarkan informasi yang saya peroleh barusan, sekarang berada diposisi No. urut 2 se-Lampung, terbanyak yang berhasil menghimpun wakaf Al-Qur’an,” terang Hi. Idialis, SH tokoh masyarakat Gunung Batin.

Hi. Idialis menyebut, keluarga besar SMKN 1 Terusan Nunyai juga ikut serta dalam wakaf Al-Qur’an dengan menyumbang sebanyak 30 kitab. Wakaf Al-Qur’an yang terkumpul, diperoleh bervariasi dari setiap orang. Ada yang menyumbang 2, 3, 5 rata-rata perorang 10 hingga 15 mushaf.

“Pewakaf terbanyak mencapai 60 Al-Qur’an atas nama keluarga Bapak Sabil, warga setempat,” terang Hi. Idialis.

Hi. Idialis atas nama DKM Masjid Darul Amanah-GBU menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada masyarakat Gunung Batin dan sekitarnya yang telah berpartisipasi dan menunjukkan kebersamaannya dalam kegiatan ini.

Roadshow Dakwah Habib Ahmad Al-Habsyi di Masjid Darul Amanah-GBU dihadiri tidak kurang seribuan jamaah. hadir diantaranya tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda setempat, serta pejabat pemerintah.

Tak jauh dari tempat penceramah terlihat Komandan Pangkalan TNI AU (Danlanud) Pangeran M. Bun Yamin, Letkol Pnb Yosi Hadi Wiyanto duduk berdampingan dengan Kapolsek Terusan Nunyai AKP Tarmuji, SH., dan Camat Terusan Nunyai Effendi, SE.,MM. Terlihat juga Kepala Desa Gunung Batin Udik, Istiyahadi.

Dalam acara tersebut, terpisah, Kepala SMK Negeri 1 Terusan Nunyai, Jaman Mulyadi, S,Pd., mengatakan tak hanya berpartisipasi dalam menyumbang mushaf Al-Qur’an saja, pihaknya juga menurunkan 2 tim di lapangan. Personil untuk reportase dan dokumentasi, yaitu Tim DKV dan Tim Kreatif Nol 8 SMKN 1 Teruna yang terdiri dari Surya Pratama, Cindy Rara Puspita, Indah Maharani Putri, Desta Natalia (siswa-siswi) dengan pendamping Iftita Nivi Ananda, S.Pd dan Elia Sunarto.

Kepada crew Nol 8 SMKN 1 Teruna, Habib Ahmad Al-Habsyi menerangkan, kegiatan Gerakan Wakaf Sejuta Al-Qur’an diinisiasi dan digerakkan oleh kelompok pemuda muslim yang tergabung dalam Komunitas Riau-Indonesia Mengaji.

“Kiprah Komunitas Riau-Indonesia Mengaji ini diakui atau tidak telah berperan besar membantu pemerintah dan Kementerian Agama dalam pengadaan Al-Qur’an. Komunitas Riau-Indonesia Mengaji telah menyebarkan ratusan ribu mushaf Al-Qur’an ke seluruh Indonesia,” terang Habib Ahmad Al-Habsyi.

Saat ini, masih kata Habib Ahmad Al-Habsyi, muslim di Indonesia ada 230 juta orang. Al-Qur-an sejak zaman Belanda baru tercetak 53 juta, itu pun jika hari ini terhitung tidak ada yang rusak atau hilang, maka masih ada kekurangan lagi 177 juta Al-Qur’an.

“Ini artinya Indonesia masih mengalami krisis Al-Qur-an,” tegas Habib Ahmad Al-Habsyi.  ***

PELAJAR SMKN 1 TERUSAN NUNYAI LIPUT SAFARI DAKWAH


HABIB AHMAD AL-HABSYI DI MASJID DARUL AMANAH GUNUNG BATIN

Presenter Nol 8 SMKN 1 Teruna (Surya Pratama) sedang mewawancarai Habib Ahmad Al-Habsyi

Liputan:

Surya Pratama, Cindy Rara Puspita, Indah Maharani Putri, Desta Natalia & Iftita Nivi Ananda, S.Pd

Penulis: Elia Sunarto

Crew Nol 8 SMKN 1 Teruna | Senin, 21 Agustus 2023 pukul 21.45 WIB

TERUSAN NUNYAI (SMKN1TERUNA) — Dihadapan seribuan jamaah yang memadati ruang dan halaman Masjid Darul Amanah – Gunung Batin Udik, Habib Ahmad Al-Habsyi minta umat Islam tidak asal sebut habib atau Polri bejat, tetapi sebut itu sebagai oknum. Hal itu Habib Ahmad Al-Habsyi sampaikan saat mengisi pengajian di Desa Gunung Batin Udik, Kecamatan Terusan Nunyai, Kabupaten Lampung Tengah yang dihadiri jamaah muslimin dan muslimat seputaran Gunung Batin, pada Senin malam, 21 Agustus 2023.

Tampak hadir diantaranya, tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda setempat, serta pejabat pemerintah, seperti Komandan Pangkalan TNI AU (Danlanud) Pangeran M. Bun Yamin, Letkol Pnb Yosi Hadi Wiyanto, Kapolsek Terusan Nunyai AKP Tarmuji, SH., dan camat Terusan Nunyai Effendi, SE.,MM.

Penceramah kondang asal Palembang itu hadir dalam rangkaian Safari Dakwah – Gerakan Wakaf sejuta Al-Qur’an yang diselenggarakan Komunitas Riau-Indonesia Mengaji. Ketua DKM Masjid Darul Amanah-GBU, Ust Dody Riyadi Vember, S.Pd.I.,M.M., kepada crew Nol 8 SMKN 1 Teruna mengatakan, selaku panitia lokal, pihaknya bangga melihat antusias masyarakat Gunung Batin menyambut kegiatan ini.

“Selain memberi siraman rohani, Habib yang hadir bersama Komunitas Riau-Indonesia Mengaji ini juga dalam rangka menggalang wakaf Al-Qur’an yang akan dibagikan kembali untuk memenuhi kebutuhan Kitab Suci Al-Qur’an umat Islam Indonesia,” terang Ust Dody Riyadi Vember.

Terpisah, Hi. Idialis, SH, tokoh masyarakat Gunung Batin kepada Crew Nol 8 SMKN 1 Teruna menyampaikan rasa bangga dan bersyukur, penceramah kondang seperti Habib Ahmad Al-Habsyi dalam roadshow dakwahnya berkenan singgah dan memberi tausyiah.

Habib Ahmad Al-Habsyi dalam keterangan persnya kepada Nol 8 SMKN 1 Teruna, mengatakan ia acungkan jempol untuk kekompakan masyarakat Gunung Batin yang memiliki spirit beragama luar biasa, diinisiasi DKM Masjid Darul Amanah dakwah kali ini berhasil memecah rekor urutan ketiga wakah Al-Qur-an.

“Rekor ketiga dalam jumlah wakaf Al-Qur-an dari serangkaian roadshow dakwah selama 34 putaran ini. Malam ini terkumpul 816 Al-Qur-an,” kata Habib Ahmad Al-Habsyi.

Dalam penyelenggaraan lelang tersebut sejumlah warga tampak antri menyumbangkan Al-Qur’an, rata-rata per orang mewakafkan 10 mushaf Al-Qur’an. Bahkan ada yang perorang mencapai 30-an kitab. Termasuk keluarga besar SMKN 1 Terusan Nunyai, turut berpartisipasi wakaf Al-Qur’an.  

Dalam acara tersebut, menurut Kepala SMK Negeri 1 Terusan Nunyai, Jaman Mulyadi, S,Pd., pihaknya juga menurunkan personil, 2 tim di lapangan untuk reportase dan dokumentasi, yaitu Tim DKV dan Tim Kreatif Nol 8 SMKN 1 Teruna yang terdiri dari Surya Pratama, Cindy Rara Puspita, Indah Maharani Putri, Desta Natalia (siswa-siswi) dengan pendamping Iftita Nivi Ananda, S.Pd dan Elia Sunarto.

“Ini boleh disebut ujicoba praktek lapangan anak-anak melakukan reportase, meskipun jujur karena padatnya kegiatan kami, persiapan untuk ini juga belum maksimal,” ungkap Iftita Nivi Ananda.

Saat diwawancarai presenter Nol 8 SMKN 1 Teruna, Surya Pratama, Habib Ahmad Al-Habsyi menjelaskan, bahwa dari seluruh rangkaian perjalanan dakwah Gerakan Wakaf Sejuta Al-Qur’an yang ia lakukan. Kegiatan di Masjid Darul Amanah Gunung Batin Udik ini luar biasa, sambutan, antusias dan hasil penerimaan wakaf Al-Qur’an dianggap sukses luar biasa.

Habib Ahmad Al-Habsyi juga menerangkan, bahwa Gerakan Wakaf Sejuta Al-Qur’an yang diinisiasi Komunitas Riau-Indonesia mengaji telah menyebarkan ratusan ribu mushaf Al-Qur’an ke seluruh Indonesia.

“Kehadiran Komunitas Riau-Indonesia Mengaji ini telah membantu pemerintah dan Kementerian Agama dalam pengadaan Al-Qur’an. Saat ini jumlah muslim Indonesia ada 230 juta orang. Al-Qur-an sejak zaman Belanda baru tercetak 53 juta, itu pun jika hari ini terhitung tidak ada yang rusak atau hilang, maka masih ada kekurangan lagi 177 juta Al-Qur’an. Ini artinya Indonesia masih dililit krisis Al-Qur-an,” tegas Habib Ahmad Al-Habsyi. ***

KUNJUNGI PANTAI MUTUN, KETUA DPD LANYALLA DIDAULAT LAUNCHING PROGRAM DESA EMAS BERSAMA SATMAKURA


Reportase Ketua Panitia (Elia Sunarto)

Sabtu, 04 September 2021

TELUK PANDAN-PESAWARAN (Satmakura.Online) – Ungkapan ‘Kembalinya si Anak Hilang’ sangat tepat untuk menggambarkan pertemuan Gerakan Satmakura dengan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI). Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti bersama sejumlah anggota DPD RI dalam rangka kunjungan  kerja  ke  Provinsi  Lampung,  berkunjung  ke  Pantai  Mutun – Pesawaran  untuk  bertemu H. Mochtar Sany Firdaus Badrie, founder dan Ketua Umum Gerakan Satmakura, Sabtu (4/9/2021).

Sebelumnya, Senator Aceh yang juga mantan Gubernur DI Aceh Abdullah Puteh bersama Alexander Fransiscus senator Bangka Belitung dan Mamberob Yosephus Rumakiek senator Papua Barat didampingi Bustami Zainudin senator Lampung, lebih dahulu telah bersilaturahmi.

Ketua Gerakan Satmakura H. Mochtar Sany perkenalkan olahan makanan sehat berbahan baku ikan kobia kepada Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattalitti di Pantai Mutun, 4 Sept 2021.
Sekjen DPD RI (Rahman Hadi), Wasekjen Gerakan Satmakura (Elia Sunarto), Ketua DPD RI (La Nyalla Mahmud Mattalitti), Ketua Umum Gerakan Satmakura (H. Mochtar Sany Firdaus Badrie), Ketua HIPMIKIMDO (H. Maulana Rosyid Effendi) dan Senator Lampung (Bustami Zainudin). Pantai Mutun, 4 Sept 2021.
Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattalitti, Senator Lampung Bustami Zainudin dan H. Mochtar Sany (Pantai Mutun, 4 Sept 2021)
Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattaliti dan Senator Lampung Bustami Zainudin yang juga adalah Ketua Harian Gerakan Satmakura tampak meninjau stand pameran di gelaran Launching Program Desa Emas Bersama Satmakura. Pantai Mutun-Pesawaran, 4 Sept 2021.
Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattalitti dan para senator meninjau stand pameran pada gelaran Launching Program Desa Emas Bersama Satmakura. Pantai Mutun-Pesawaran, 4 Sept 2021.
Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti didampingi para Senator Lampung; Bustami Zainuddin, Ahmad Bastian, Jihan Nurlela, dan Abdul Hakim menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman Gerakan Satmakura dengan APINDO dan HIPMIKIMDO (Pantai Mutun, Pesawaran, 4 Sept 2021).
Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti didampingi para Senator Lampung; Bustami Zainuddin, Ahmad Bastian, Jihan Nurlela, dan Abdul Hakim menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman Gerakan Satmakura dengan APINDO dan HIPMIKIMDO (Pantai Mutun, Pesawaran, 4 Sept 2021).

“Ini silaturahmi awal, Pak MS (; sapaan Mochtar Sany) adalah pemrakarsa dan bidan kelahiran DPD, Pak Ketua dan kami DPD RI berencana mengundang tokoh Lampung pendiri DPD ini,” ungkap Bustami Zainudin Senator Lampung yang juga adalah Ketua Harian Gerakan Satmakura.

Didampingi senator Lampung Bustami Zainudin, Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattaliti menyaksikan penandatangan MoU yang diteken oleh H. Mochtar Sany (Gerakan Satmakura), Aries Muftie (Indonesia Saemaul Undong Global League), Ary Meizari Alfian (APINDO), dan H. Maulana Rosyid Effendi (HIPMIKIMDO). Usai memberi kata sambutan La Nyalla Mattalitti didaulat meresmikan Program Desa Emas Bersama Satmakura.

PROGRAM DESA EMAS BERSAMA SATMAKURA merupakan gagasan H. Mochtar Sany melalui Mochtar Sany Corporation kerjasama Gerakan Satmakura dengan Gerakan Desa Emas (Indonesia Saemaul Undong Global League).

Kolaborasi tersebut melibatkan Yayasan Kemandirian Pangan Nusantara (YKPN), Brigade Infanteri 4 Marinir/BS, Indokom Group, Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri (Gerbangsari), Gerakan Santri Satmakura Ushuluddin (Pesantren), Politeknik Negeri Lampung (POLINELA), Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL), Pengusaha, Perbankan, Aktifis, Ormas, Himpunan Pengusaha Mikro, Kecil dan Menengah Indonesia (HIPMIKIMDO), UMKM/Koperasi, Perusda/BUMDes, dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) yang masing-masing sudah MoU dengan Gerakan Satmakura.

“Tadi sebelum launching terlebih dahulu telah dilakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara Gerakan Satmakura dengan Hipmikimdo dan Apindo”, terang Elia Sunarto Ketua Panitia Pelaksana Launching Program Desa Emas Bersama Satmakura. 

Terpisah, saat mendampingi rombongan Ketua DPD RI meninjau stand-stand pameran H. Mochtar Sany kepada media menjelaskan bahwa Desa Emas adalah sebuah konsep yang digunakan untuk menggambarkan peradaban Desa yang Tangguh, Mandiri, Bermartabat, Sejahtera dan membawa dampak kepada Pembangunan Bangsa, sehingga terbangun sinergi DESA MEMBANGUN INDONESIA.

“Program ini merupakan upaya kami berpartisipasi mendukung pemerintah dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 dan mewujudkan ketahanan pangan,” pungkas Mochtar Sany.  (*)

POLISI, WASIT YANG BERPIHAK PADA KEBENARAN, KEJUJURAN DAN KEADILAN


(Catatan kecil awal tahun 2021 dari pertemuan Dr. Mochtar Sany Firdaus Badrie dan Brigjen Pol Drs. Subiyanto)*

LAMPUNG (GentaSatmakura.com) — Bermula dari rekomendasi Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edhy Purdijatno, SH kepada tamu khusus Waka Polda Lampung, Brigadir Jenderal Pol Drs. Subiyanto. Menkopolhukam 2014-2015 dan KSAL 2008-2009 itu  berpesan agar menyempatkan diri bertamu ke sahabat karibnya H. Mochtar Sany Firdaus Badrie sebelum kembali  ke  Jakarta  pada  pertengahan  Januari  2021.  Kemudian diperkuat peran kader Satmakura A. Junaedi Sunardi asal Kotagajah yang juga mantan DPRD Kabupaten Lampung Tengah, berlanjut kunjungan silaturahim Brigjen Pol Drs. Subiyanto ke Dr. H. Mochtar Sany Firdaus Badri di kediaman Beliau yang ada di bilangan Gedong Air, Kota Bandar Lampung.

Pertemuan malam hari dalam suasana santai kekeluargaan antara Waka Polda Lampung dengan founder gerakan Satmakura berlangsung lebih dari 3 jam, melahirkan ketertarikan perwira tinggi kepolisian kelahiran Jombang, Jawa Timur ini pada kegiatan-kegiatan Satmakura. Lulusan Akpol 1988 yang berpengalaman dalam bidang SDM dan pernah menjabat  Karojianstra SSDM Polri ini pun menyampaikan kesediaannya menjadi keluarga besar Satmakura dan siap sinergikan program-program Satmakura dengan 16 program prioritas Kapolri yang baru, Jenderal (Pol) Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si.

Dalam implementasi program prioritas Kapolri yang disebut “PRESISI” yakni Prediktif, Responsibilitas, Transparansi Berkeadilan, Kapolri menetapkan Program 100 Hari kedepan, diantaranya; Meningkatkan kesejahteraan personel melalui program perumahan dan kesehatan, melaksanakan sistem point dalam pembinaan karier personel sehingga semua anggota dapat kesempatan dan panggung yang sama sesuai prestasi yang dimiliki, meningkatkan sinergitas TNI-Polri melalui kegiatan bersama sampai pada level pelaksanaan, minimalisir komplain masyarakat terkait pelayanan kepolisian, segera berlakukan layanan kepolisian dengan nomor tunggal 110 yang terkoneksi dengan command center, transformasi Polsek sebagai basis resolusi harus sudah berjalan dan realisasikan bhabinkamtibmas sebagai pusat informasi dan problem solver, terapkan restoratif justice sebagai bentuk penyelesaian perkara untuk menciptakan penegakan hukum yang berkeadilan, dan percepat penyelesaian penanganan kasus-kasus yang menjadi perhatian publik, serta melakukan pendampingan pada setiap program permerintah terkait pemulihan ekonomi nasional.

Pertemuan kedua pun berlanjut di Villa Campang, ‘rumah rakyat’ yang ada di kompleks Laboratorium Mini Pusat Inkubator Institut Satmakura di Bumi Satmakura, Campang Jaya-Sukabumi, Bandar Lampung, Minggu (31 Januari 2021). Hadir dalam pertemuan tersebut AKBP Irawan, Direktur Utama PT. Suryamas Kayu Karet Jaya (PT. SKJ), Agus Firmansyah, mantan Kakan LH Way Kanan, Mujiyanto dan Elia Sunarto.

“Rumah Rakyat” dan kawasan Bumi Satmakura yang berada di Campang Jaya, Sukabumi Kota Bandar Lampung menorehkan kenangan dan sejarah bagi sebagian pelaku sejarah di Bumi Pertiwi. Sebut saja seperti mendiang Prof. Dr. H. Muladi, SH (Rektor Universitas Diponegoro, Menteri Kehakiman, Menteri Sekretaris Negara, Gubernur Lemhanas terlama), Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edhy Purdijatno, SH., Drs. H. Marzuki Usman, MA, Dr. Oesman Sapta Odang, mendiang Dr. Subiakto Tjakrawerdaya (Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil), dan sejumlah pejabat tinggi negara lainnya sudah berkali-kali mengunjungi rumah yang berdiri anggun di lereng Bukit Campang.

Di tempat ini pula Mochtar Sany yang kala itu menjabat Bendahara Umum Fraksi Utusan Daerah (F-UD) MPR RI memboyong rekan kerjanya sesama wakil rakyat  dalam masa sidang MPR/DPR RI. Rapat Kerja F-UD DPR RI setelah bersidang  menggodok dan akhirnya melahirkan rumah Senator Indonesia yang kita kenal sebagai Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI.

Bumi Satmakura, Campang Jaya-Sukabumi (dulu, Campang Raya) Kota Bandar Lampung juga telah menorehkan catatan sejarah dimana pada saat DEKLARASI GERAKAN SATMAKURA digaungkan secara nasional pada 17 Januari 2008, Mochtar Sany yang diakui piawai menjadi juru runding telah berhasil membuat tonggak sejarah sekaligus menandai berakhirnya ‘perseteruan’ antara Asosiasi Perangkat Desa Seluruh Indonesia (APDESI) dengan Asosiasi Badan Permusyawaratan Desa Seluruh Indonesia (ABPEDSI). Dua lembaga legal masyarakat desa yang dibentuk oleh negara ini diketahui sejak awal berdiri sudah saling berhadap-hadapan, ingin saling menjatuhkan. 

Badan Permusyawaratan Desa (dulu; Badan Perwakilan Desa) sebelumnya merasa superior sebagai ‘DPR’ nya desa karena memiliki ‘power’ kewenangan memakzulkan (impeachment) kepala desa. Adalah sosok Mochtar Sany, pengusaha sukses asal Lampung yang saat  itu menjadi Bendahara Umum Fraksi Utusan Daerah (F-UD) MPR RI yang berhasil mempertemukan duduk satu meja dan mendamaikan dua pihak yang berseteru ini. Mochtar Sany melihat dua instrumen pemerintahan desa itu apabila bisa bersinergi akan mampu menggerakkan mesin percepatan pembangunan di perdesaan. Dalam kesempatan tersebut ia undang kedua ketua umum organisasi itu ke Campang Raya.

“Pertemuan ini menjadi pondasi kuat kerjasama program gerakan Satmakura dengan Kepolisian kedepan terutama untuk zona Lampung”, ungkap H. Mochtar Sany Firdaus Badrie, kembali menanggapi pertemuannya dengan Waka Polda Lampung, Brigjen Pol Drs. Subiyanto.

Mochtar Sany menjelaskan, ini bukan gagasan baru, tetapi sesuatu yang sudah dirintis sejak lama. Dalam nota kesepahaman (memorandum of understanding) antara Yayasan Gerakan Satmakura Insan Sejahtera, PT. Satmakura Mitra Usaha dengan Indokom Group, Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung (BBPBL) dan Politeknik Negeri Lampung (Polinela) yang ditandatangani di Pesantren Ushuluddin, Kalianda-Lampung Selatan, 7 November 2020 lalu bertepatan dengan pelantikan Gerakan Santri Satmakura – Ushuluddin (GSSU). MoU ditandatangani masing-masing pihak;  Managing Director Perusahaan Indokom Group H. Ibnu Syena Al-fitra, ST., MIB., Ketua Umum Yayasan Satmakura Insan Sejahtera H. Mochtar Sany Firdaus Badrie, Kepala BBPBL Ir. Ujang Komarudin Asdani K, M.Sc., Direktur PT. Satmakura Mitra Usaha Zainal Asikin, SE., MM., Direktur Polinela Dr. Ir. Sarono, M.Si, turut membubuhi tanda tangan; Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS, Drs. H. Marzuki Usman, MA dan Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edhy Purdijatno, SH.

Jauh sebelumnya, konsep kemitraan untuk kesejahteraan rakyat, ketahanan pangan termasuk untuk kesejahteraan prajurit (TNI, Polri) melalui program Satmakura juga sudah dikancah Mochtar Sany bersama Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Laksamana TNI (Purn) Tedjo Edhy Purdijatno, SH., Brigadir Jendral TNI (Mar) Edi Juardi yang sekarang mengemban amanat sebagai Komandan Pasukan Marinir 3 (Pasmar 3). Komando Pelaksana Utama Korps Marinir yang meliputi wilayah timur Indonesia dan bermarkas di Kota Sorong, Papua Barat. Termasuk dengan Jendral TNI Ryamizard Ryacudu, KSAD 2002-2005 saat menjadi Menteri Pertahanan pada Kabinet Kerja bentukan Presiden Joko Widodo.

Pertemuan Mochtar Sany dengan Brigjen Pol Drs. Subiyanto tak hanya sekedar memperkenalkan apa itu Satmakura (Satukan Tenaga Masyarakat Kerahkan Untuk Kesejahteraan Rakyat), dan membangun sebuah kesepahaman cara pandang, berpikir dan bertindak dalam konteks gerakan Satmakura, tetapi sudah melangkah pada evaluasi dan kajian program-program apa saja yang menjadi prioritas untuk dikembangkan.

Gerakan yang diinisiasi dua tokoh yang akan menjadi lokomotif sukses program kemitraan Kepolisian dengan Satmakura ini, diyakini akan semakin mempercepat pelaksanaan MoU yang ada, sekaligus akan melengkapi kemitraan Satmakura dengan TNI AL/Marinir, perguruan tinggi, perusahaan, UMKM, koperasi dan masyarakat. Tren menurunnya kondisi perekonomian nasional terdampak pandemi covid-19 juga menjadi akselerasi perlu segera ada contoh atau model sebagai prototype program yang akan segera diduplikasi di banyak tempat, ini barangkali yang menjadi bagian terpenting dari kesepakatan keduanya.

“Membangun Indonesia dari pinggiran menjadi bagian penting pendekatan pembangunan pemerintahan Jokowi”,  ungkap Mochtar Sany, pengusaha sukses kelahiran Kotabumi, Lampung Utara yang memiliki 3 semboyan; Perjuangan, Pengabdian dan Ibadah dalam hidupnya.

Mochtar Sany menyebut kebijakan Presiden Jokowi membangun Indonesia dari pinggiran sangatlah tepat. Pembangunan tidak lagi terpusat di perkotaan (sentralisasi), melainkan harus dilakukan menyebar di seluruh pelosok tanah air (desentralisasi). Pembangunan desa yang menjadi prioritas pemerintah saat ini tertuang dalam Nawacita ketiga. Hal tersebut dimaksudkan agar pembangunan dapat secara langsung meningkatkan kesejahteraan masyarakat perdesaan, khususnya di daerah tertinggal, terdepan dan terluar. Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa, menjadi tonggak perubahan paradigma pengaturan desa.

Pada pembukaan Kongres Pergerakan Desa 2014 yang diselenggarakan Ormas GERBANGSARI (Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri) di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat. Ketua Umum Gerbangsari Ir. Joko Wandyatmoko, M.Si mengatakan, Gerbang Sari sebagai elemen dari desa siap mengawal pemerintahan Jokowi 5 tahun ke depan.

“Gerbangsari ingin memperkuat pemerintahan sebagai corong dari komunitas yang berasal dari desa”, kata Joko Wandyatmoko.

Namun, lanjut Joko Wandyatmo yang diharapkan sampai sekarang belum terwujud lantaran kurang fokus. Terlalu banyak kegaduhan dan berakibat negara kurang iqro’. Pendiri dan pembina Indonesian White and Blue Collar Crime Institute (IWBCCI), Institut Kejahatan Kerah Putih dan Biru itu mendesak, pandemi covid-19 yang belum berkesudahan ini hendaknya dijadikan momentum ‘kesadaran’ bersama membangun dan menghadapi segala tantangan kedepan untuk kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih baik. Belum terlambat, bersama Kepolisian kita bangun koordinasi lintas sektor yang selaras dan seimbang sesuai tupoksi masing-masing.

Jokowi yang juga hadir sebagai Gubernur DKI Jakarta saat itu, seminggu jelang pelantikannya sebagai Presiden RI didampingi Ketua Umum Gerbangsari Ir. Joko Wandyatmoko, M.Si, Ketua Dewan Pembina Dr. Mochtar Sany F. Badrie, Ketua Dewan Penasehat Dr. Mooryati Soedibyo, SH., MLL dan beberapa pengurus lainnya melakukan pemukulan gong dan berkomitmen menjalankan paradigma baru pembangunan desa dengan segera mengucurkan Dana Desa (DD) sebesar Rp. 1 miliar hingga Rp. 1,4 miliar per desa.

Diakui atau tidak sesungguhnya roh dari spirit Satmakura sangat mewarnai perjalanan kebijakan kepemimpinan Presiden Jokowi periode pertama. Tokoh-tokoh Satmakura seperti Dr. Mochtar Sany F. Badrie dan Ir. Joko Wandyatmoko melahirkan organisasi massa dengan nama Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri yang disingkat GERBANGSARI.

Gerbangsari bertekat memperjuangkan terwujudnya sistem pembangunan perdesaan yang melibatkan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaannya. Perencanaan pembangunan ditumbuhkan dari bawah (bottom-up planning). Demokrasi  dalam rangka mengawal pembaharuan desa untuk mewujudkan kehidupan desa yang lebih sejahtera, mandiri, demokratis dan adil.

Dukungan lain Gerbangsari kepada Presiden Jokowi juga tampak pada putaran pemilihan presiden periode pertama, 2014-2019.  Pada 27 Mei 2014, Ketua Umum Gerakan Kebangkitan Desa Mandiri (Gerbangsari) Ir. Joko Wandyatmoko mengundang para purnawirawan jenderal dari semua elemen TNI dan Polri untuk didaulat oleh rakyat dalam rangka menjaga dan mendukung pilihan yang dipilih oleh rakyat yaitu Jokowi Widodo menjadi Presiden Republik Indonesia. Ada 80 jenderal mendapat penyematan pin Jenderal daulat rakyat, diantaranya; Wiranto, Luhut Binsar Panjaitan, Widodo HS, dsb.

Gerbangsari dengan program Satmakuranya berkomitmen mengembangkan potensi dan prakarsa lokal. Mochtar Sany berpandangan; kesejahteraan sosial-ekonomi yang sering didambakan masyarakat Indonesia itu membutuhkan mobilisasi prakarsa dan potensi lokal, serta penyelenggaraan pemerintahan desa yang bersendikan good governance. Pemerintah desa, Badan Perwakilan Desa, lembaga-lembaga masyarakat dan warga masyarakat membutuhkan bingkai relasi yang demokratis, saling percaya, setara dan kemitraan.

Kehadiran perusahaan besar (investor) sebagai lokomotif pembangunan diharapkan akan dapat menarik dan menggerakkan gerbong-gerbong desa serta menampung aspirasi kreatifitas botton up dari masyarakat desa. Menurut Mochtar Sany, Desa membutuhkan kehadiran investor yang memahami aspek manajemen, teknologi, modal dan pasar untuk membangun. Sementara Investor perlu jaminan keamanan, legalitas, kepastian hukum, jaminan kontinuitas usaha dan keamanan. Disini polisi diharapkan menjadi referensi hadirnya Negara sebagai pengayom dan pelindung yang dirasakan kehadirannya.

Polres yang memiliki wilayah dalam pembinaan masyarakat bisa bertindak memberi dukungan sebagai WASIT YANG BERPIHAK PADA KEBENARAN, KEJUJURAN DAN KEADILAN yang bisa dikondisikan sejak awal bukan datang setelah ada masalah. Peran ini dimunculkan dalam ide mengawal sukses kemitraan pembangunan desa, meminimalisir wanprestasi dan hindari inkonsisten dalam komitmen. Agar para pihak yang berkomitmen membangun desa terayomi dan terbangun semangat kebersamaannya.

“Satmakura hadir menjadi benang merah”, tegas tokoh penandatangan Kesepakatan Jimbaran. Kerjasama kemitraan terkenal di era Orde Baru, antara UMKM dengan konglomerasi yang dilakukan di Istana Negara dihadapan Presiden Soeharto tahun 1996. Mochtar Sany mewakili pengusaha Kecil, Mikro dan Menengah.

“Saya sepakat kehadiran polisi dalam konsep kemitraan Satmakura itu penting”, kata Mochtar sany.

Masuknya Polisi dalam program kemitraan dengan Satmakura akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Semakin memaksimalkan fungsi pembinaan pada warga dan merangsang peningkatan kesejahteraan masyarakat plus anggota dan/atau prajurit. Jika ini bisa diterapkan, polisi berperan aktif akan mampu menggaet investor tertarik.

Prakteknya bisa dilanjutkan melibatkan aparat Polsek dengan memberdayakan Bhabinkamtibmas bersinergi lintas sektor untuk desa maju. Kolaborasi ini bila disatupadukan dalam program Satmakura akan dapat mendorong peningkatan produk UMKM. Pemerintah dalam program pemulihan ekonomi terkait pandemi Covid-19 dan penguatan sektor UMKM telah  merilis kebijakan baru dimana produk ekspor Indonesia, 30% merupakan hasil kemitraan dengan UMKM. Dalam soal ini pemerintah sudah punya keinginan, tetapi realisasi di lapangan perlu SDM dan pengawalan.

Konsep Polisi sebagai Wasit Yang Berpihak Pada Kebenaran, Kejujuran dan Keadilan yang digagas Mochtar Sany memiliki kesesuaian dengan konsep “PRESISI” kepolisian masa depan yang menjadi jargon Kapolri, Jendral (Pol) Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si.. Presisi adalah singkatan dari prediktif, responsibilitas, transparansi, berkeadilan.

Konsep ini dikembangkan untuk menghindari muncul dan meluasnya potensi kerawanan sosial di masyarakat. Dengan menerapkan konsep ini akan meneguhkan institusi Bhayangkara sebagai polisi yang merakyat tetapi lebih progresif pada sikap pencegahan sekaligus merupakan solusi keterbatasan personal untuk memenuhi harapan masyarakat. Dimana polisi secara dini dapat mendeteksi (prediktif) dan bergerak cepat (responsif), bersama rakyat (transparansi) dan bertindak pada posisi berpihak pada kebenaran, kejujuran dan keadilan (berkeadilan). Artinya kedepan polisi tak hanya masuk pada masalah yang timbul dan sudah berkembang. (**)

*Ditulis Elia Sunarto, wawancara khusus dengan Dr. Mochtar Sany Firdaus Badrie dan Ir. Joko Wandyatmoko, M.Si.

  Februari.2021

STRATEGI SATMAKURA PENUHI KEBUTUHAN PASAR BIOENERGI JEPANG


STRATEGI SATMAKURA PENUHI KEBUTUHAN PASAR BIOENERGI JEPANG

(Kolaborasi PT. Satmakura Mitra Usaha dan PT. Suryamas Kayukaret Jaya bekerjasama dengan IJB-Net)

Gagasan dan bertindak sebagai lokomotif : H. Mochtar Sany Firdaus Badrie PT. Satmakura Mitra Usaha dan Yayasan Gerakan Satmakura Insan Sejahtera

Rilis         :  Media Centre Satmakura (JubirSatmakura@eliasunarto)

Sumber   : Tim Wood Pellets Satmakura

Jum’at,  27  November 2020   pukul 19.53  WIB

GEDONG AIR, BANDAR LAMPUNG (GentaSatmakura.com) — Batu bara merupakan salah satu sumber energi yang tidak terbarukan. Meskipun Indonesia memiliki cadangan batu bara yang melimpah, pemanfaatan batu bara haruslah diterapkan dengan bijak. Selain itu, jika tidak diimbangi dengan pelestarian lingkungan, energi yang dihasilkan dari batu bara dapat menyebabkan polusi.Tidak stabilnya harga batu bara juga membuat orang-orang berinovasi untuk menemukan energi terbarukan sebagai energi alternatif pengganti, dan wood pellet menjadi pilihan terbaik saat ini.

Wood pellet atau pelet kayu adalah jenis bahan bakar alternatif terbarukan yang lebih ramah lingkungan (bioenergy). Pelet kayu memiliki bentuk yang mirip dengan briket kayu tetapi ukuran dan bahan perekatnya berbeda. Kayu keras seperti kayu Kaliandra Merah (Calliandra calothyrsus) menjadi salah satu bahan dasar terbaik dalam pembuatan pelet kayu. Selain itu, limbah kayu yang diolah menjadi serbuk juga dapat dimanfaatkan sebagai pelet kayu. Limbah dari pelet kayu juga lebih aman dibanding batu bara, bahkan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman. Pelet kayu tak hanya digunakan untuk kebutuhan industri, di Korea, Jepang, China, Jerman dan juga Amerika Serikat wood pellet sudah digunakan sebagai bahan bakar penghangat ruangan

Merespon hasil keputusan kick off meeting “Rencana Kerja Pemenuhan Kebutuhan Pasar Bioenergi Jepang” yang diselenggarakan Kemenko Perekonomian RI pada Selasa (10/11/2020) lalu, sebagaimana disampaikan oleh Ketua Umum Indonesia Jepang Business-Network (IJB-Net), Dr. Ir. Suyoto Rais, M. Eng bahwa usulan program yang dibawa IJB-Net dapat diterima dan resmi menjadi program Kemenko Perekonomian RI.

Dalam kick off meeting tersebut Tim Satmakura menghadirkan Ali Rahman Angkawidjaja dan Steven Theis. Direktur Utama PT. Satmakura Mitra Usaha, H. Mochtar Sany Firdaus Badrie yang sebelumnya sudah beberapa kali bertemu dan akhirnya menjadi mitra kerja IJB-Net bergerak cepat memanggil tim, memberi instruksi dan arahan untuk segera menata diri dan bergerak menyambut kabar baik tersebut.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam pertemuan tersebut mengatakan bahwa kebutuhan bioenergi Indonesia, Jepang dan dunia terus meningkat. Jepang sendiri akan melakukan penggantian 100 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbahan bakar batu bara dengan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm).

Mochtar Sany menyatakan, Satmakura di Lampung siap memenuhi kebutuhan pasar bioenergi Jepang. Saat ini bersama PT. Suryamas Kayukaret Jaya dan salah satu perusahaannya yang ada di Lampung Selatan siap memasok 10.000 ton/bulan untuk memenuhi kebutuhan Jepang yang mencapai 40.000 ton/bulan wood pellet.

“Untuk memenuhi kebutuhan pasar bioenergi Jepang tersebut kita tidak kekurangan lokasi produksi dan tidak kesulitan pelabuhan pengiriman,” kata founder Gerakan Satmakura kepada crew GentaSatmakura.com

Potensi pengembangan bioenergi di Indonesia sangat besar, Lampung saja memiliki potensi lahan dan bahan baku melimpah, lanjut pengusaha sukses ini. Mochtar Sany menyiapkan lahan seluas 80 ha di Desa Sumur Induk Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan sebagai area pelabuhan kirim. Letaknya strategis kurang lebih 3 km dari exit Tol Sumatera dan Pelabuhan Bakauheni, bersebelahan dengan PT Wika Beton.

Satu lagi area seluas 20 ha disiapkan dekat Pelabuhan Panjang yang akan digunakan khusus untuk ekspor, sementara pelabuhan curah yang akan dibangun dekat Pelabuhan Bakauheni akan difungsikan menjadi stockpile tempat ekspor, produksi dan penampungan wood pellet dengan memberdayakan lokasi produksi yang tersebar di pulau-pulau sekitar.


“Kita perlu dukungan pelabuhan kirim besar untuk sandar kapal pelayaran dengan kapasitas 10.000 ton sekali jalan,” ungkap Pak MS sapaan akrabnya.

Selain berencana membangun dua lokasi pelabuhan curah di tempat berbeda, pemilik saham terbesar BPR Lampung Bina Sejahtera ini juga akan membangun lokasi produksi. Melalui perusahaannya akan dibangun 14 pabrik baru di 14 kabupaten yang ada di Provinsi Lampung.

“Embrionya kita sudah ada PT. Suryamas Kayukaret Jaya di Lampung Selatan dengan kapasitas produksi wood pellet 3000 ton/bulan. Kita akan bangun 14 pabrik lagi dengan kapasitas serupa di setiap kabupaten yang ada di Lampung. Ini upaya dagang kita untuk memenuhi kebutuhan bioenergi Jepang”, tutur laki-laki yang suka air kelapa muda ini bersemangat.
Dampak positifnya adalah akan muncul Industri skala kecil di desa, ini solusi menciptakan lapangan kerja baru, pengentasan kemiskinan dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD); juga meningkatkan nilai tambah produk kehutanan dan pertanian dari bahan baku menjadi barang setengah jadi/atau barang jadi (plywood, wood pellet); hal ini sesuai anjuran Pemerintah karena di era disruption cenderung terjadi pengembangan bisnis dalam skala kecil (agile) di sentra bahan baku dan dekat dengan konsumen.

Program Satmakura ini akan menumbuhkan industri kayu skala kecil di desa yang dikelola pengusaha dan BUMDes. Memproduksi plywood dan wood pellet dengan kapasitas produksi 1000 veenir per hari serta membuka area produksi baru yang masing-masing pabrik memiliki luasan antara 50 sampai 100 ha dengan memanfaatkan lahan-lahan marjinal yang ada.

Plywood adalah sejenis papan pabrikan berupa kayu lapis (venir/veneer kayu) yang direkatkan bersama-sama, sering juga disebut tripleks. limbahnya industri ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku wood pellet. Langkah-langkah ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi cepat dan menjadi solusi bagi para pencari kerja dengan terbukanya lapangan kerja baru. Meningkatkan devisa negara dan Pendapat Asli Daerah (PAD) termasuk program ini dapat juga mensinergikan potensi pembiayaan dan pemanfaatan Dana Desa (DD). Ini berarti sudah mewujudkan keinginan Pemerintah dalam proses pemulihan ekonomi akibat pandemi covid-19.

Selain akan dibangun kebun plasma untuk penanaman di area baru, di Lampung dan Bengkulu saat ini sedang berlangsung replanting, ini artinya banyak tersedia bahan baku limbah dari program replanting perkebunan kelapa sawit dan kayu karet. Bisnis model kolaborasi merupakan tata cara mengelola bisnis baru yang saling menguntungkan (migrasi owning ke collaboration economic system); dan ini searah dengan program pelestarian hutan melalui pengembangan kawasan hutan tanaman industri.

Sebenarnya, dibandingkan dengan kayu komersil lainnya kayu kelapa sawit memiliki karakteristik rendah. Dalam management produksi, perkebunan sawit harus menjalani peremajaan atau daur ekonomis pada umur tanaman perkebunan mencapai 23-30 tahun. Kegiatan peremajaan ini akan menghasilkan limbah batang kayu sekitar 220 meter kubik per Ha. Menurut penelitian kehadiran limbah kayu pohon sawit dianggap sangat mengganggu karena dapat menjadi sarang utama bagi pertumbuhan hama (Oryctus) dan penyakit (Gandoderma) yang kemudian dapat menyerang tanaman muda.

Upaya menghindari resiko tersebut secara tradisional dilakukan pemusnahan dengan cara pembakaran (eradikasi), namun sejak diberlakukan larangan pembakaran batang sawit pada tahun 1997, pihak pengelola perkebunan mengalami kesulitan dalam menanggulangi limbah batang pohon sawit tua ini. Oleh karenanya, kehadiran program Satmakura ini bisa memberikan solusi yang baik buat mereka. Solusi prospektifnya, limbah kayu pohon sawit tua ini dapat dipergunakan untuk; bahan baku industri perkayuan, charcoal (arang hitam) dan sebagai bahan baku wood pellets yang mau kita kerjakan.

Karena karakteristiknya yang jelek, untuk mendapatkan wood pellet berkualitas, bahan baku kayu pohon sawit harus dicampur dengan bahan baku berasal dari tanaman komersil lainnya. Semakin tua umur batang kayu sawit semakin baik untuk industri kayu, pertukangan atau kerajinan perkayuan.

“Semua kegiatan ini di lapangan akan kerjasama dengan Pemerintah Daerah, masyarakat dan BUMDes. Ini sekaligus untuk mendorong kegiatan bisnis BUMDes-BUMDes yang ada di tiap desa, kampung, tiyuh atau pekon (adm; sebutan untuk desa atau kampung) yang ada di Provinsi Lampung”, ungkap Mochtar Sany.

Program ini merupakan program dunia untuk kampanye pengurangan emisi karbon, menurut Bendahara Umum Fraksi Utusan Daerah (F-UD) MPR RI 2000-2005 ini kebutuhan wood pellet dunia akan terus mengalami peningkatan.

“Tak hanya kebutuhan dunia yang akan terus meningkat, kebutuhan domestik akan bahan bakar alternatif terbarukan yang ramah lingkungan (bioenergy) ini juga dipastikan akan naik signifikan. Ini artinya market untuk wood pellet akan semakin terbuka dan tidak terbatas”, serunya diiringi tatapan matanya yang berbinar ceria.

Mochtar Sany menjelaskan, bahwa Negara yang berpotensi untuk mengisi kebutuhan ini hanya Indonesia dan Brazil, tak ada saingan lain. Hal ini dikarenakan keberadaan hutan tropis dan kondisi iklim yang sangat mendukung serta adanya pengaruh garis lintang khatulistiwa yang ada di dua negara, kondisi ini telah menempatan posisi Indonesia strategis dan sangat diperhitungkan dunia.

Untuk penyediaan bibit, pihaknya akan melakukan perbanyakan tanaman dengan sistem kultur jaringan. Sasaran program ini adalah keluarga tani di desa. Tujuan Satmakura adalah memberi lapangan kerja baru dan perolehan pendapatan yang mampu menopang kebutuhan hidup sehari-hari. Sehingga terjadi pengurangan angka kemiskinan dengan asumsi penghasilan per kepala keluarga menjacapai 5 hingga 7,5 juta. Ini akan membuat keluarga tani Indonesia semakin sejahtera. Gerakan Satmakura harus menjadi lokomotif perubahan, sebagai agen pembangunan yang mampu melakukan terobosan menciptakan lapangan kerja baru, memupus ketimpangan sosial dengan menghadirkan kesetaraan ekonomi yang berkeadilan serta mewujudkan kemakmuran yang dicita-citakan.

Dalam rangka program pengurangan emisi karbon, dunia diperkirakan membutuhkan pasokan bioenergi jutaan ton per bulan. Untuk memperbesar angka produksi Mochtar Sany berencana melakukan ekspansi perluasan area. Hal ini memungkinkan pengembangan diarahkan ke Kalimantan di Kawasan Industri Makajang Desa Pesayan Kecamatan Sambaliung area PT. Kertas Nusantara, perusahaan pengolahan kertas dan bubur kertas seluas 223.500 ha milik milik Prabowo Subianto yang berada dekat ibukota Kabupaten Berau, Tanjung Redep, Kalimantan Timur. Melalui perusahaannya  PT. Multi Alphabet Dinamika, Mochtar Sany juga memiliki aset disana, diantaranya ada sekitar 40 unit alat berat miliknya tersimpan.

Dunia termasuk Indonesia sedang berjuang untuk pengurangan emisi atau buangan gas karbon, yakni gas-gas yang dikeluarkan dari hasil pembakaran senyawa yang mengandung karbon, contoh CO2. Gas buang ini bisa berasal dari pembakaran bensin, solar, kayu, daun, gas LPG (elpiji) dan bahan bakar lain yang banyak mengandung hidro karbon (senyawa yang mengandung hidrogen dan karbon), contoh lain; CFC (Chlor Fluoro Karbon) dari Gas Pendingin (gas Freon) pada AC, kulkas, cat piloks, obat nyamuk semprot, hair spray semprot, dll.

Bisa juga emisi karbon berupa aton Carbon (C) yang terlepas ke udara saat terjadi peristiwa pembakaran seperti jelaga, butiran-butiran karbon yang berwarna hitam saat kita menyulut ban bekas, membakar aspal, membakar lilin, dll. Tetapi yang ini bentuknya padat, bukan gas.

Pemanasan global (global warming) disebut juga Darurat Iklim atau Krisis Iklim yaitu suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut dan daratan bumi. Meningkatnya suhu global menjadi ancaman serius umat manusia, karena berdampak pada kerusakan besar, menyebabkan perubahan-perubahan yang berdampak pada kehidupan di bumi seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem, dll. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser dan punahnya berbagai jenis hewan.

Pemanasan global atau global warming sudah menjadi issu global, karena tidak hanya dialami atau menimpa bangsa Indonesia saja, melainkan hampir seluruh warga bumi. Masalah pemanasan global mulai diangkat ke permukaan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Bumi (Earth Summit) di Rio de Janerio, Brazil tahun 1992. Dalam penyelenggaraan KTT Bumi di Kyoto, Jepang tahun 1997 global warming dipatenkan dunia menjadi musuh utama umat yang mendiami bumi.

Ada beberapa langkah yang direkomendasikan untuk mencegah, mengatasi dan menanggulangi pemanasan global, diantaranya  ;

  1. Mengurangi penggunaan Bahan Bakar Fosil
  2. Menggunakan Energi Alternatif
  3. Tidak menebang pohon di hutan sembarangan
  4. Melakukan penanaman pohon kembali (reboisasi)
  5. Melakukan penghematan listrik
  6. Tidak menggunakan alat yang menghasilkan gas CFC
  7. Memperbaiki kualitas kendaraan dengan uji emisi
  8. Menerapkan sistem budidaya peternakan dan pertanian yang baik
  9. Melakukan reduce, reuse, dan recycle (3R)

Reduce yaitu melakukan penghematan dan pengurangan sampah, langkah untuk mengurangi penggunaan produk yang nantinya akan menjadi sampah, terutama produk yang membutuhkan waktu sangat lama untuk bisa terurai secara alami di alam, misal produk berbahan plstik. Cara lain adalah menggunakan produk berlabel ramah lingkungan serta meminimalisir pemakaian produk yang dikemas styrofoam/plastik dan berhenti menggunakan semprotan aerosol untuk mengurangi CFC yang dapat merusak lapisan ozone.

Reuse yaitu pemakaian kembali barang-barang yang dapat digunakan kembali, contohnya menggunakan sisi kertas yang masih kosong untuk menulis, pemanfaatan kemasan botol untuk pot bunga.

Recycle itumendaur ulang, pemanfaatan limbah untuk produk baru yang bisa dipakai. Ini untuk mencegah penmpukan sampah dan pencemaran lingkungan

H. Mochtar Sany Firdaus Badrie menyebut langkah pemenuhan kebutuhan bioenergi Jepang dan dunia ini merupakan aksi Go Green, aksi manusia untuk merawat bumi supaya kembali baik dan nyaman ditinggali. Ini adalah wujud kesadaran dan kepedulian Gerakan Satmakura terhadap alam. Secara spesifik di Indonesia kita tetap fokus dan tidak kehilangan orientasi sebagai Negara Agraris untuk membangun pertanian yang berkelanjutan dan dapat diperbaharui. Dari kacamata makro, program ini bukan hanya proyek kecil Satmakura semata tetapi telah menjadi program nasional, Misi Kebaikan Satmakura Membangun Republik, karena dinilai mampu menjadi penyelamat negara dari keterpurukan ekonomi berkepanjangan ditengah ancaman pandemi covid-19. Program ini jika dikembangkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang cepat sebagai langkah pemulihan ekonomi, dapat menghemat devisa negara dan efisensi anggaran, mengoptimalkan penggunaan Dana Desa (DD) *** (ES.007).  

kerjasama satmakura dan ijb-net program pemenuhan kebutuhan pasar bioenergi jepang


Rilis : Mobile Satmakura Update

@JubirSatmakura.eliasunarto

Kamis, 19 November 2020

GEDONG AIR, BANDARLAMPUNG (GentaSatmakura.com) — Komitmen pengusaha kenamaan H. Mochtar Sany Firdaus Badrie melalui Gerakan Satmakura yang ia lakukan bersama para relasi bisnisnya merupakan tindakan nyata keinginan Beliau membantu masyarakat, sekaligus sebagai partisipasi mendukung program Gubernur Arinal Djunaidi membangun Lampung, agar fokus dan tidak kehilangan orientasi sebagai Negara Agraris untuk membangun pertanian yang berkelanjutan dan dapat diperbaharui.  

Dari Jakarta, Ketua Umum Indonesia Jepang Business-Network (IJB-Net), Dr. Ir. Suyoto, M. Eng menyampaikan, program usulan yang diusung IJB-Net resmi menjadi program Kemenko Perekonomian RI.  Hal tersebut terungkap dari hasil kick off meeting rencana kerja pemenuhan kebutuhan pasar bioenergi Jepang pada Selasa (10/11/2020). Kick off meeting diikuti oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Dr. Ir. Airlangga Hartarto, M.B.A.,M.M.T. Duta Besar Jepang untuk Indonesia, H.E. Masafumi Ishii, Dr. Ir. Musdhalifah Machmud, MT Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis. Sekretaris Jendral IJB-Net, Dr. Ir. Salim Mustofa, M. Eng bertindak sebagai moderator. Pihak Satmakura diwakili oleh Ali Rahman dan Steven Theis.

Kebutuhan biofuel (bahan bakar nabati) untuk pesawat, mobil dan lainnya dewasa ini terus meningkat. Presiden Jokowi sangat konsen dan mendukung pengembangan energi terbarukan. Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT), baik yang berasal dari kelapa sawit maupun komoditas lainnya, akan dapat mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM).

“Kita fokus pada wood pellet, saat ini produk kita mencapai 10.000 ton/bulan, bahan bakunya melimpah berasal dari sampah atau limbah industri. Keberadaan energi terbarukan juga akan meningkatkan daya saing petani”, kata Mochtar Sany.

Direktur Utama PT. Satmakura Insan Sejahtera itu usai mendapatkan informasi hasil kick off meeting dari mitra bisnisnya segera mendelegasikan kepada Ali Rahman, Steven Theis dan Rudi Antoni tim Satmakura yang ia bentuk untuk itu segera intens membangun langkah-langkah menyongsong berita bagus dimaksud. ***(ES.007)

CETAK ENTREPRENEUR MUDA, SATMAKURA DAN HIMPUNAN EKONOMI BISNIS PESANTREN GELAR SEKOLAH MELON BERBASIS GREENHOUSE


Elia Sunarto  | Senin, 19 Februari 2024 pukul 19.22 WIB

BANDARLAMPUNG – Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (HEBITREN) Provinsi Lampung bekerjasama dengan Gerakan Satmakura gelar Sekolah Melon Berbasis Greenhouse, diikuti 30 peserta dari pondok pesantren, umum dan mahasiswa se-Provinsi Lampung, Jumat-Ahad (16-18/02/2024).

Pembukaan pelatihan pertanian budidaya melon ini berlangsung pada Jumat, 16 Februari 2024 pukul 14.00 WIB di Pusat Inkubator Bisnis Bumi Satmakura, Jl. Tirtayasa, Campang Jaya, Sukabumi, Bandarlampung.

Bersama Mochtar Sany dan Ketua Hebitren Provinsi Lampung, Hasanuddin Errezha, acara pembukaan juga dihadiri Kakanwil Agama Provinsi Lampung H. Puji Raharjo Soekarno, dan sejumlah pimpinan pondok pesantren.

Tampak hadir juga GM Mochtar Sany Corporation, Harry Susatyo dan beberapa simpul jejaring Satmakura. Komisaris BPR Lampung Bina Sejahtera, Dwitya Agung Frajnayuga juga hadir bersama jajarannya.

Penyelenggara menghadirkan 4 orang pemateri. Narasumber utama, Anwar Mustiawan adalah ahli budidaya melon dalam greenhouse dengan teknologi Internet of Thungs (IOT System) yang berpengalaman budidaya melon di Belanda dan Jepang.

“Pemateri utama ini sengaja kami undang jauh-jauh dari Bandung, Jawa Barat,” terang Ketua Hebitren Lampung.

Hasanuddin Errezha mengklaim, pelatihan budidaya melon sistem greenhouse dengan teknologi IOT System ini merupakan sekolah melon pertama di Indonesia. Istimewa, kegiatan pertanian ini juga dihadiri musisi dan entrepreneur Habib Hasyim Abu Bakar Yahya dari Jakarta.

Terpisah, Mochtar Sany juga menerangkan tujuan sekolah melon ini untuk menumbuhkan minat generasi milenial agar tertarik pertanian. Menjadi entrepreneur pola pertanian berkelanjutan yang lebih moderat.

“Memantik itu kita perkenalkan dulu dengan membangun greenhouse sederhana, menggunakan bahan bambu, agar mudah diterapkan untuk skala rumah tangga,” ungkap Mochtar Sany.

Tak hanya menerima teori, peserta juga diajak praktek di greenhouse Pondok Pesantren Mathlaul Anwar – Al Hamid dan Pondok Pesantren Istiqomah Al Amin, kedua pesantren tersebut ada di Desa Cintamulya, Kecamatan Candipuro, Kalianda, Lampung Selatan.

Lebih jauh Hasanuddin Errezha menjelaskan, bahwa melon yang dibudidayakan pihaknya adalah Melon Sultan, yakni melon jenis Inthanon.  

“Sekarang sudah ada 14 greenhouse tempat kami budidaya melon dengan teknologi Internet of Things System,” terang Hasanuddin Errezha.

Melon Sultan memiliki banyak kelebihan dibanding melon biasa. Ciri khasnya kulit buah kuning keemasan dengan tektur kulit cantik, dan daging buah lembut, renyah, segar menarik, lanjut Hasanuddin Errezha.

 
“Dan yang terpenting rasa manisnya mengalahkan rasa melon-melon lainnya,” pungkas Hasanuddin Errezha. (***/ES)

MESKIPUN SUKSES KEMBALIKAN ANAK PUTUS SEKOLAH, KETUA LPA NGAKU MASIH KECEWA PANARAGAN-TULANG BAWANG BARAT (PojokTubaba.com) — Hari ini Lembaga Perlindungan Anak Kabupaten Tulang Bawang Barat (LPA Tubaba) kembali berhasil mengembalikan anak putus sekolah ke bangku sekolah kembali, tetapi meskipun upayanya berhasil Ketua LPA Tubaba, Elia Sunarto mengaku kecewa. Ditemui di area taman bermain Pulung Kencana aktivis anak ini menuturkan kekecewaannya, Jum’at (25/01/2019). “Saya melihat raut wajah kecewa dari beberapa guru, setidaknya hal itu pulalah yang disampaikan kepala sekolah tadi kepada saya, sialnya dihadapan orang tua dan si anak langsung, saat kami bertemu di ruang kepsek,” ungkap Elia Sunarto. Seperti diketahui, Ketua LPA Tubaba hadir di sekolahan itu dalam rangka upaya pemenuhan hak anak, karena RH, pelajar kelas XII sebuah SLTA yang dirahasiakan identitasnya itu telah dikeluarkan pihak sekolah, sejak akhir Oktober 2018 ybs sudah tidak sekolah lagi. Elia Sunarto sayangkan banyak sekolah terlalu mudah mengeluarkan siswa dari sekolah, apapun kesalahan anak tersebut tidak boleh dikeluarkan, apalagi mereka sudah kelas akhir menjelang kelulusan. “Setiap tahun kita temukan kasus seperti ini. Di Tubaba hal ini setidaknya adalah pelanggaran atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Perda Nomor 10 Tahun 2015 tentang Pengelolaan perlindungan anak,” terang Elia Sunarto. Ia menjelaskan, meskipun si anak sudah dapat kembali ke sekolah tapi sikap dan pandangan guru-guru kalau benar yang dikatakan kepala sekolah sungghuh tidak mencerminkan sikap pendidik dan pengasuh anak. “Kalau keberatan silakan disampaikan kita bisa gelar pertemuan, biar nanti saya jelaskan panjang lebar hak anak, dan apa yang saya lakukan tidak melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku, juga tidak ada tekanan. Pihak sekolah silakan menolak tegas kalau keberatan anak ini sekolah lagi,” kata Elia Sunarto menahan emosi. LPA Tubaba memiliki SOP penanganan kasus anak, ada pemulihan mental dan integrasi anak sebagai korban dengan lingkungannya. Kalau seperti ini sikap gurunya, berarti ada kontra dengan paradigm Perlindungan anak. Anak justru tertekan dengan sikap guru dan menjadikan sekolah tidak ramah anak, anak menjadi kurang Nyaman. “Saat ini saja di sekolah ini setidaknya ada 3 siswa yang mestinya harus diadvokasi agar mau sekolah lagi,” pungkas Elia Sunarto mengakhiri pembicaraan. (ES.007)


KERUSUHAN SARA NYARIS PECAH, DIDUGA DIPICU AKUN PALSU | Berita Perlindungan Anak


TULANG BAWANG TENGAH, TUBABA (PojokTubaba.com) – Kerusuhan berbau SARA nyaris pecah mengoyak kerukunan yang selama ini terjaga di Kelurahan Mulyo Asri Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), Jum’at 19 Mei 2017 malam sekira pukul 19;16 WIB. Massa sekitar 200-an orang terkonsentrasi disebuah warung tenda yang berada di pelataran pertokoan kompleks Pasar Modern Mulyo Asri, mereka diduga berasal dari kampung tetangga. Kelurahan Mulyo Asri merupakan daerah ujung Kabupaten Tubaba yang berbatasan langsung dengan Desa Gunung Batin yang berada di Kabupaten Lampung Tengah.

Saksi mata mengatakan kejadian bermula dari beredarnya sebuah status bernada ancaman di medsos yang menurut sumber tersebut dibuat oleh siswa sebuah SMP di Kecamatan Tulang Bawang Tengah. Pihak yang tidak terima dengan ujaran bernada provokatif bermuatan SARA tersebut coba mencari anak yang diyakini membuat status tersebut untuk dimintai pertanggungjawabannya.

Lurah Mulyoa Asri, Prambumi Restu Aji yang ditemui Ketua Lembaga Perlindungan Anak Kabupaten Tulangbawang Barat (LPA Tubaba), Elia Sunarto membenarkan adanya insiden tersebut. Tetapi bersama tokoh masyarakat, warga Mulyo Asri dibantu aparat penegak hukum kondisi tersebut segera dapat diatasi.

“Kondisi sudah kondusif, dibantu aparat kepolisian dan TNI keadaan cepat dapat diatasi. Kami juga berkoordinasi dengan Kepala Desa dan Penyimbang Adat dari Gunung Batin,” kata Prambumi Restu Aji.

Tadi pagi dikediaman Prambumi, Ketua LPA Tubaba bertemu Lurah Mulyo Asri dan petugas dari Unit Intel Kodim Lampung Tengah untuk berkoordinasi. Kepada PojokTubaba.com Elia Sunarto menyampaikan apresiasinya terhadap respon cepat dan tanggap yang ditunjukkan aparatur Kelurahan dan warga Mulyo Asri, jajaran kepolisian dari Polres Tulang Bawang, Polsek Tulang Bawang Tengah, Pospol Mulyo Asri, TNI AD dan TNI AU dari Lanud Pangeran M. Bun Yamin – Astra Ksetra Tulang Bawang yang telah berkoordinasi dengan baik.

Dari penelusuran LPA Tubaba berkoordinasi dengan pihak sekolah, Lurah Mulyo Asri dan aparat kepolisian yang masih berjaga-jaga disana didapat informasi dugaan adanya akun palsu yang digunakan untuk melakukan provokasi warga agar terjadi chaos di Mulyo Asri.

“Tadi malam sudah ditemukan ada 2 akun atas nama “Cepto Rodex” satu akun baru punya pertemanan 8 orang yang satu ada sekitar 100-an orang. Bahkan tadi pagi muncul satu akun baru dg DP status yang membuat heboh, padahal ponselnya sudah dimatikan. Kuat dugaan ada pihak yang menjadikan pelaku sebagai pemantik kerusuhan,” ulas Ketua LPA Tubaba.

Terpisah, anggota DPRD Tubaba dari Partai Demokrat, Paisol yang ikut memantau perkembangan kasus ini berkeyakinan ada aktor intelektual yang ingin Tubaba rusuh dengan membenturkan antar suku yang selama ini hidup rukun.

“Ini tugas Tim Cyber Crime yang sudah dibentuk Polda Lampung untuk segera turun tangan, kalau benar ada dugaan akun palsu,” kata Paisol kepada PojokTubaba.com

 

Lebih lanjut ia berharap, kepolisian bisa bekerjasama dengan LPA Tubaba yang juga berkepentingan terhadap kasus-kasus yang melibatkan anak dibawah umur.

 

“Ini momen bagus, Kapolsek TBT baru, Polda juga baru membentuk Tim Cyber Crime kenapa tidak koordinasi dengan LPA Tubaba yang juga telah melakukan investigasi di lapangan. Ini kasus berbahaya, mengancam disintegrasi bangsa” ujar Paisol mendorong sinergitas lintas sektoral.

 

LPA Tubaba hadir untuk kepentingan terbaik anak, dari investigasinya dilapangan diketahui bahwa SK (18 th) masih tercatat sebagai siswa kelas VIII sebuah SMP. SK anak terakhir dari 7 bersaudara, tinggal bersama ibunya janda karena ayahnya sudah lama almarhum. Rekam jejak akademisnya kurang baik, sejak SD sering tinggal kelas.

 

“Ia anak yang pasif, tidak memiliki catatan kriminal atau nakal. Tidak pernah mengerjakan PR dan sering tidur di kelas, mungkin capai karena kalau malam bantu ibunya jualan di warung. Kalau Dilihat dari statusnya kog kami ragu dia bisa rangkai bahasa tersusun begitu.” terang walikelasnya kepada Ketua LPA Tubaba.

 

“Dari keterangan yang kami peroleh, kuat dugaan ada pihak yang sengaja menjadikan SK sasaran pemantik kerusuhan. Sumber terpercaya kami juga menyebutkan sebelum muncul status yang menghebohkan tersebut ponsel SK dipinjam seseorang. Saya berharap Tim Cyber Crime bisa mengungkap kasus ini,” pungkas Elia Sunarto. (ES*)

KERUSUHAN SARA NYARIS PECAH, DIDUGA DIPICU AKUN PALSU |Berita Perlindungan Anak


TULANG BAWANG TENGAH, TUBABA (PojokTubaba.com) – Kerusuhan berbau SARA nyaris pecah mengoyak kerukunan yang selama ini terjaga di Kelurahan Mulyo Asri Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), Jum’at 19 Mei 2017 malam sekira pukul 19;16 WIB. Massa sekitar 200-an orang terkonsentrasi disebuah warung tenda yang berada di pelataran pertokoan kompleks Pasar Modern Mulyo Asri, mereka diduga berasal dari kampung tetangga. Kelurahan Mulyo Asri merupakan daerah ujung Kabupaten Tubaba yang berbatasan langsung dengan Desa Gunung Batin yang berada di Kabupaten Lampung Tengah.

Saksi mata mengatakan kejadian bermula dari beredarnya sebuah status bernada ancaman di medsos yang menurut sumber tersebut dibuat oleh siswa sebuah SMP di Kecamatan Tulang Bawang Tengah. Pihak yang tidak terima dengan ujaran bernada provokatif bermuatan SARA tersebut coba mencari anak yang diyakini membuat status tersebut untuk dimintai pertanggungjawabannya.

Lurah Mulyoa Asri, Prambumi Restu Aji yang ditemui Ketua Lembaga Perlindungan Anak Kabupaten Tulangbawang Barat (LPA Tubaba), Elia Sunarto membenarkan adanya insiden tersebut. Tetapi bersama tokoh masyarakat, warga Mulyo Asri dibantu aparat penegak hukum kondisi tersebut segera dapat diatasi.

“Kondisi sudah kondusif, dibantu aparat kepolisian dan TNI keadaan cepat dapat diatasi. Kami juga berkoordinasi dengan Kepala Desa dan Penyimbang Adat dari Gunung Batin,” kata Prambumi Restu Aji.

Tadi pagi dikediaman Prambumi, Ketua LPA Tubaba bertemu Lurah Mulyo Asri dan petugas dari Unit Intel Kodim Lampung Tengah untuk berkoordinasi. Kepada PojokTubaba.com Elia Sunarto menyampaikan apresiasinya terhadap respon cepat dan tanggap yang ditunjukkan aparatur Kelurahan dan warga Mulyo Asri, jajaran kepolisian dari Polres Tulang Bawang, Polsek Tulang Bawang Tengah, Pospol Mulyo Asri, TNI AD dan TNI AU dari Lanud Pangeran M. Bun Yamin – Astra Ksetra Tulang Bawang yang telah berkoordinasi dengan baik.

 

Dari penelusuran LPA Tubaba berkoordinasi dengan pihak sekolah, Lurah Mulyo Asri dan aparat kepolisian yang masih berjaga-jaga disana didapat informasi dugaan adanya akun palsu yang digunakan untuk melakukan provokasi warga agar terjadi chaos di Mulyo Asri.

 

“Tadi malam sudah ditemukan ada 2 akun atas nama “Cepto Rodex” satu akun baru punya pertemanan 8 orang yang satu ada sekitar 100-an orang. Bahkan tadi pagi muncul satu akun baru dg DP status yang membuat heboh, padahal ponselnya sudah dimatikan. Kuat dugaan ada pihak yang menjadikan pelaku sebagai pemantik kerusuhan,” ulas Ketua LPA Tubaba.

 

Terpisah, anggota DPRD Tubaba dari Partai Demokrat, Paisol yang ikut memantau perkembangan kasus ini berkeyakinan ada aktor intelektual yang ingin Tubaba rusuh dengan membenturkan antar suku yang selama ini hidup rukun.

 

“Ini tugas Tim Cyber Crime yang sudah dibentuk Polda Lampung untuk segera turun tangan, kalau benar ada dugaan akun palsu,” kata Paisol kepada PojokTubaba.com

 

Lebih lanjut ia berharap, kepolisian bisa bekerjasama dengan LPA Tubaba yang juga berkepentingan terhadap kasus-kasus yang melibatkan anak dibawah umur.

 

“Ini momen bagus, Kapolsek TBT baru, Polda juga baru membentuk Tim Cyber Crime kenapa tidak koordinasi dengan LPA Tubaba yang juga telah melakukan investigasi di lapangan. Ini kasus berbahaya, mengancam disintegrasi bangsa” ujar Paisol mendorong sinergitas lintas sektoral.

 

LPA Tubaba hadir untuk kepentingan terbaik anak, dari investigasinya dilapangan diketahui bahwa SK (18 th) masih tercatat sebagai siswa kelas VIII sebuah SMP. SK anak terakhir dari 7 bersaudara, tinggal bersama ibunya janda karena ayahnya sudah lama almarhum. Rekam jejak akademisnya kurang baik, sejak SD sering tinggal kelas.

 

“Ia anak yang pasif, tidak memiliki catatan kriminal atau nakal. Tidak pernah mengerjakan PR dan sering tidur di kelas, mungkin capai karena kalau malam bantu ibunya jualan di warung. Kalau Dilihat dari statusnya kog kami ragu dia bisa rangkai bahasa tersusun begitu.” terang walikelasnya kepada Ketua LPA Tubaba.

 

“Dari keterangan yang kami peroleh, kuat dugaan ada pihak yang sengaja menjadikan SK sasaran pemantik kerusuhan. Sumber terpercaya kami juga menyebutkan sebelum muncul status yang menghebohkan tersebut ponsel SK dipinjam seseorang. Saya berharap Tim Cyber Crime bisa mengungkap kasus ini,” pungkas Elia Sunarto. (ES*)

LPA Tubaba Kunjungi Anak-Anak Keluarga Eks. Pengikut Gafatar | Berita LPA Tulangbawang Barat.


Press Release  LPA Tubaba

Minggu, 31 Januari 2016  pukul 05:44 WIB

~Ka LPA Tubaba bersama anak-anak keluarga eks Gafatar, Marga Kencana 30 Jan 2016 - Copy

TULANG BAWANG UDIK, (Komunitas Pojok Tulangbawang Barat) – Untuk menghindari stigmatisasi dari pelabelan terkait dengan kondisi orang tua yang terindikasi menjadi jaringan atau eks anggota ormas Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dan berperan aktif dalam proses rehabilitasi dan reintegrasi sosial bagi anak. Lembaga Perlindungan Anak Kabupaten Tulang Bawang Barat (LPA Tubaba) kunjungi keluarga Fat (43th) warga Tiyuh Marga Kencana Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten Tulang Bawang Barat guna melakukan pendampingan. Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Komisi Promosi dan Sosialisasi Hak Anak LPA Tubaba, Fitria Ningsih Chaniago.

“Kondisi mereka cukup memprihatinkan, pasca kejadian ini ketiga anak mereka terancam putus sekolah,” kata Fitria di Daya Murni, Sabtu (30/01/2016).

Dari keterangan yang berhasil LPA Tubaba himpun, keluarga eks pengikut Gafatar yang baru saja dipulangkan dari Kalimantan Barat ini memiliki 3 orang anak; yang pertama MYA (16th) laki-laki baru lulus SMP, NN (14th) perempuan kelas VIII SMP dan yang ketiga ZYA (9th) baru kelas III SD.

“Anak pertama sempat lulus SMP tetapi hingga hari ini ijazahnya belum sempat diambil, masih disekolah. Demikian juga dua anak lainnya sempat naik kelas tetapi belum pernah masuk sekolah dikelas yang baru karena kepergian mereka meninggalkan Marga Kencana orang tua tak sempat urus sekolah anak-anak.” Sambung Ketua LPA Tubaba, Elia Sunarto diujung telepon.

LPA Tubaba mengapresiasi sikap dan langkah Pemerintah Daerah dan masyarakat Tubaba yang well come atas  kepulangan mereka, lanjut Elia Sunarto. Ini sangat penting bagi perkembangan psikis anak-anak mereka, jangan sampai akibat kejadian itu berdampak pada psikologi anak-anak keluarga eks pengikut Gafatar.

“LPA Tubaba akan mendampingi mereka, Senin nanti kami akan bertemu dengan pihak sekolah dan Dinas Pendidikan, mereka harus mendapatkan hak pendidikannya. Kalau diperlukan LPA Tubaba juga akan siapkan psikiater,” ungkap aktifis anak ini.

Terkait hal ini, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Asrorun Niam meminta Kemendikbud bisa memberikan layanan pendidikan darurat serta membuat perencanaan untuk pemenuhan hak pendidikan anak secara utuh dan holistik. Kata dia, banyak anak usia sekolah, baik Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang putus sekolah karena gabung Gafatar setelah pindah ke Kalimantan, dan juga tidak mengenyam pendidikan.

Kepalo Tiyuh Marga Kencana Kecamatan Tulang Bawang Udik, Nuredi melalui Gerbang Sumatera News  mengucapkan terimakasih kepada LPA Tubaba yang berkenan mendampingi warganya yang sedang mengalami musibah tersebut. Ia berharap sangat dengan keikutsertaan LPA masalah keberlanjutan pendidikan anak-anak keluarga eks pengikut Gafatar segera mendapat solusi.

Ketika ditanya sikapnya terkait kepulangan warga yang terindikasi anggota Gafatar, Nuredi yang ditemui Gerbang Sumatera News dirumahnya, Sabtu (30/01/2016) menjelaskan, dirinya selaku Kepalo Tiyuh tentu saja menerima dengan tangan terbuka dan siap membina mereka.

“Sepengetahuan saya, mereka adalah warga yang baik dan tidak pernah berbuat yang aneh-aneh, dalam hal ini mereka adalah korban Gafatar. Kami siap menerima dan membina mereka kembali, karena ini perintah langsung Bapak Bupati Umar Ahmad.” terang Nuredi.

Dari pantauan Gerbang Sumatera News dilapangan masyarakat Tulang Bawang Barat termasuk familiar, tidak menolak kepulangan mantan pengikut Gafatar. Hal ini tentu karena keberhasilan Pemkab Tubaba dalam memberikan pemahaman warganya bahwa pengikut Gafatar kebanyakan adalah korban. Hal tersebut diamini Sudarso salah seorang warga Tiyuh Marga kencana.

“Dengan tidak mengurangi kewaspadaan tentunya, kami dapat menerima kepulangan mereka. Buktinya baru sehari mereka dirumah malamnya sudah membaur ikut kegiatan rutin yasinan yang diselenggarakan dirumah warga”. Kata Sudarso.

Untuk diketahui, Fat yang masih tercatat sebagai  warga Kabupaten Tubaba ini merupakan salah satu dari ribuan bekas anggota Gafatar yang sudah terdata di delapan titik lokasi pengungsian di Kalimantan Barat yang kini sudah dipulangkan ke kampung asalnya. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung melalui Dinas Sosial Provinsi Lampung sebelumnya telah menjemput warga Lampung mantan pengikut Gafatar ini di Rumah Pelindungan dan Trauma Center (RPTC) Bambu Apus, Jakarta Timur, Sabtu (30/1) lalu.

Gubernur Lampung, Ridho Ficardo meminta pada unsur pemerintah terkecil, yaitu lurah dan kepala desa serta ormas keagamaan menjaga psikologis eks Gafatar saat kembali ke masyarakat.

“Jangan sampai mereka teraniaya, bukan secara fisik tapi secara psikologis. Supaya meraka bisa menyatu kembali dengan masyarakat,” jelas Gubernur.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa saat kunjungannya di barak pengungsian eks anggota Gafatar di Pontianak, Sabtu (22/01/2016) juga meminta masyarakat menerima kehadiran mantan anggota organisasi kemasyarakatan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Eks anggota Gafatar, kata dia, tidak boleh dikucilkan. *(ES).

Serdadu Band Kibarkan Bendera Oi Tulang Bawang | Pojok Berita


Kamis, 18 Februari 2016

Pukul  01:25 WIB

TULANG BAWANG TENGAH (Komunitas Pojok Tulangbawang Barat — Udara kering dan terik matahari yang menyengat terkadang membuat gerah orang apalagi waktu menunjuk pertengahan hari, kondisi kurang nyaman tiba-tiba bergeser dengar alunan musik berirama semi country. Di panggung barisan anak muda kelompok pemusik dengan performa sederhana asyik mengalunkan lagu-lagu balada.

Serdadu Band, kelompok anak muda yang memfavoritkan penyanyi dan pencipta lagu legendaris Indonesia Iwan Fals terus melantunkan lirik-lirik lagu bernada kritik sosial. Serdadu Band memang tidak akan lepas dari nama besar musisi itu.

Menurut Eko Prihanto, Ketua Dewan Pembina Badan Pengurus Kota (BPK) Orang Indonesia (Oi) Serdadu Band adalah salah satu kelompok dari sekian banyak kelompok yang yang terbentuk dan jadi bagian tak terpisahkan dari Oi yaitu organisasi yang mewadahi penggemar-penggemar Iwan Fals.  Ia menyebut Serdadu Band merupakan cikal bakal terbentuknya organisasi Oi di Tulang Bawang.

“Kantor Badan Pengurus Pusat (BPP) Oi berada di Leuwinanggung-Depok, Jawa Barat. Bermula dari kelompok Serdadu inilah kemudian terbentuk kelompok-kelompok lain yang kesemuanya diberi nama sesuai lagu-lagu ciptaan Iwan Fals,” terang Eko Prihanto di Unit

II, Minggu (14/2/2016).

Menurut Eko keanggotaan BPK Oi Tulang Bawang kini berkisar 237 orang, kini telah terbentuk beberap kelompok seperti; Kelompok Serdadu beranggotakan 25 orang, Kelompok Berandal Malam beranggotakan 25 orang, Sugali 35 orang, Manusia Setengah Dewa  25 orang, Mata Dewa  25 orang, Cikal  15 orang, Merah Putih 17  orang. Tak hanya itu kini juga sudah terbentuk Kelompok Nona beranggotakan 16 orang, Kelompok Suara Fals beranggotakan 14 orang dan Kelompok Berandal Malam Bratasena beranggotakan 40 orang.

Eko juga memaparkan Oi tidak hanya berkiprah di musik saja beberapa agenda rutin dan berkala maupun bersifat insidential kerap digelar. Diantara kegiatan-kegiatan tersebut yang pernah diikuti Kelompok Serdadu diantaranya; menghadiri Jambore Nasional (JamNas) Oi di Kuningan Jawa Barat, donor darah, penghijauan/menanam pohon dan gotong royong, santunan yatim-piatu, pengajian, gelaran musik, mengikuti Rapat Pimpinan Nasinal (RAPIMNAS) di leuwinanggung, Depok.

“Kami juga sudah mempunyai lapangan olah raga, seperti futsal, volley, takraw dan bulu tangkis yang bisa dimanfaatkan masyarakat umum,” kata Eko Prihanto bangga.

Selain itu Eko Prihanto juga memaparkan kegiatan-kegiatan Oi lainnya dibidang usaha yang dapat menambah penghasiln anggota, diantaranya; jasa sewa bunga papan, sablon (Kaos,Bendera Dll), team marketing di percetakan dan konveksi, café serdadu, martabak Oi, roti bakar Oi dan jasa entertainment (jasa band).

Terpisah, Ketua BPK Oi Tulang Bawang, Andri Wijaya menjelaskan organisasi Oi mengnut 5 pilar SOPAN. Ia mengurai yng dimaksud SOPAN adalah Seni, Olahraga, Pendidikan, Akhlak dan Niaga. Oi Tulang Bawang terbentuk dengan tujuan untuk ; 1). mengajak generasi muda turut serta aktif dalam sosial, kemasyarakatan, dan mendukung pemerintahan; 2). mewadahi kegiatan-kegiatan generasi muda yang mempunyai kemampuan, minat dan bakat dalam seni musik; dan 3). mengajak generasi muda untuk belajar berorganisasi.

Ia juga menerangkan meskipun Kabupaten Tulang Bawang kini sudah dimekarkan menjadi Mesuji dan Tulang Bawang Barat ia menyebut Oi belum berencana memisahkan diri.

“Hingga saat ini kami masih kompak  menjalankan roda organisasi atas nama Oi Tulang Bawang,” pungkas Andri Wijaya. (ES).

 

 

 

 

 

Elia Sunarto | Perdana Menteri Republik Sastra Nenemo | Wakil Sekretaris Jenderal Gerakan Satmakura

bangunjayabaru

informasi dan data perkembangan kampung bangun jaya

eliasunarto.com

Elia Sunarto | Perdana Menteri Republik Sastra Nenemo | Wakil Sekretaris Jenderal Gerakan Satmakura

Peduli Hak Anak

PENUHI HAK - HAK ANAK atau tidak sama sekali!!

Bunda Gawul

Seorang Bunda Yang Ingin Berbagi

eliasunarto.com

Elia Sunarto | Perdana Menteri Republik Sastra Nenemo | Wakil Sekretaris Jenderal Gerakan Satmakura

Catatan Hidup

Jadikan semua kejadian sebagai pembelajaran hidup

Priyayi

anda memasuki areal bebas melihat

LocoBisnis Indonesia

Health, Earning, Travelling

PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT ( PKBM ) DARUL ULUM

BERKARYA UNTUK BANGSA MENUJU INDONESIA SEJAHTERA

My Dear Diary

Kenangan itu Indah.. karena tak dapat kita Ulang Kembali..

portalsevenpri

Just another WordPress.com site